Tulisanterkini.web.id. Bisnis hotel syariah makin menggairahkan dewasa ini, tak kalah dengan bisnis hotel konvensional. Hal tersebut dikarenakan tingginya permintaan, khususnya dari para wisatawan Muslim.
Selain memperhatikan aspek kehalalan, pengelola hotel juga harus terus melakukan inovasi dan penentuan pasar yang jelas. Seperti halnya hotel konvensional, hotel syariah juga memiliki peringkat. Bila hotel konvensional menggunakan peringkat bintang, maka hotel syariah menggunakan peringkat bulan untuk menentukan kualitas hotel.
Jumlah bulan menentukan rangking hotel syariah. Hal tersebut diatur dalam aturan Kementerian Pariwisata RI. Peringkat terendah adalah hotel yang memiliki hanya satu bulan, sedangkan empat bulan berarti hotel syariah tersebut memenuhi standar kualitas terbaik.
Hal tersebut berbeda dengan cara penilaian rating yang dilakukan oleh perusahaan rating wisata Muslim, Crescenting yang menitik beratkan pada ‘ramah Muslim’ atau tidaknya suatu hotel. Ramah Muslim dapat diartikan seperti menyediakan fasilitas kolam renang dan layanan klub olahraga yang terpisah antara lelaki dan perempuan.
Perusahaan rating yang berpusat di Singapura tersebut memberi peringkat 1-7. Makin tinggi nilainya berarti hotel tersebut paling ramah Muslim. Umumnya hotel syariah mendapat peringkat lima, hanya Jawhara Gardens Hotel yang mendapat peringkat 7.
“Dubai jelas menunjukkan peningkatan permintaan pada hotel syariah. Permintaannya terus meningkat terutama pada turis yang berasal dari Saudi Arabia,” kata manager media sosial Crescenting Nasir.
Hotel dan pusat layanan berbasis syariah menjadi inti dari pengembangan halal tourism. Bagi negara seperti Oman, pariwisata syariah dengan basis ajaran Islam sangat sesuai dengan lingkungan budaya kebanyakan penduduknya. Namun Oman tetap berbenah menjadikan tempat wisata di negara tersebut layak dikunjungi, sambil terus memperbaiki strategi pendekatan yang tepat bagi seluruh penduduk dunia, seperti dilansir dari harnas.co.
EmoticonEmoticon